Karakteristik umum. Apa itu kebebasan pribadi atau kebebasan pribadi?

Di Rusia, hak dan kebebasan manusia dan warga negara diakui dan dijamin sesuai dengan prinsip dan norma hukum internasional yang diakui secara umum dan sesuai dengan Konstitusi Federasi Rusia.

Yang utama adalah:

• pengakuan hak asasi manusia dan kebebasan sebagai nilai tertinggi, milik mereka sejak lahir;
• pelaksanaan hak dan kebebasan oleh seseorang tanpa melanggar hak dan kebebasan orang lain - persamaan semua orang di depan pengadilan dan hukum;
• kesetaraan laki-laki dan perempuan;
• prioritas norma-norma internasional yang diakui secara universal di atas hukum Rusia;
• kondisi yang didefinisikan secara ketat yang memungkinkan pembatasan hak oleh hukum;
• larangan penggunaan hak dan kebebasan untuk mengubah tatanan konstitusional dengan kekerasan, hasutan kebencian rasial, nasional, agama untuk mempromosikan kekerasan dan perang.

hak warga negara- ini adalah kehendak kolektif masyarakat, yang dimaksudkan untuk memastikan.

Berbeda dari konstitusi Soviet, pendekatan jaminan yang terkait dengan aktivitas tenaga kerja, g. Dahulu hak atas pekerjaan bersifat tetap, yang isinya antara lain hak untuk memperoleh pekerjaan yang dijamin dengan upah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya, serta hak untuk memilih profesi. Tetapi negara tidak lagi menjadi pemilik tunggal, kepemilikan pribadi muncul, dan individu memperoleh hak untuk memiliki properti. Ini tidak berarti bahwa negara telah menarik diri dari jaminan hak untuk bekerja, tetapi pendekatannya untuk melepaskan kemampuan dan kesempatan warga negara untuk bekerja secara bebas atau memiliki sumber mata pencaharian lain telah berubah dalam kerangka undang-undang saat ini. Peran negara direduksi menjadi bidang kegiatan yang ditetapkan secara konstitusional berikut di bidang ini:

• kerja paksa dilarang;
• hak untuk bekerja dalam kondisi yang memenuhi persyaratan keselamatan dan kebersihan, atas imbalan kerja tanpa diskriminasi dan tidak lebih rendah dari yang ditetapkan hukum federal ukuran minimal upah;
• hak atas perlindungan terhadap pengangguran ditegaskan;
• hak atas perselisihan perburuhan individu dan kolektif diakui dengan menggunakan metode penyelesaiannya yang ditetapkan oleh hukum federal, termasuk hak untuk mogok (Pasal 37).

Hak Asasi Manusia Sosial

Hak-hak sosial erat kaitannya dengan hak-hak ekonomi.

Sosial memberikan standar hidup yang layak dan jaminan sosial. Ini termasuk hak: atas jaminan sosial (, pensiun dan layanan medis), perumahan, hak untuk beristirahat; hak untuk menjadi ibu dan perlindungan anak; hak orang tua penyandang cacat untuk merawat anak-anak mereka yang dewasa dan berbadan sehat.

Memiliki peran khusus hak atas jaminan sosial, yang mencerminkan sifat sosial negara, yang kebijakannya ditujukan untuk menciptakan kondisi yang menjamin kehidupan yang layak dan perkembangan manusia yang bebas. Setiap orang dijamin jaminan sosial untuk hari tua, dalam hal sakit, cacat, kehilangan pencari nafkah, untuk membesarkan anak-anak dan dalam hal-hal lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Pada saat yang sama, pensiun negara dan tunjangan sosial ditetapkan oleh hukum. Hak-hak sosial dasar juga mencakup hak-hak tersebut, yang tanpanya keberadaan dan perkembangan masyarakat yang beradab, mempertahankan gaya hidup sehat, pengembangan lebih lanjut peradaban manusia. Ini pertama-tama hak atas perumahan(Pasal 40). Negara menjamin bahwa tidak seorang pun dapat dirampas perumahannya secara sewenang-wenang, tetapi tidak memikul kewajiban untuk menyediakan perumahan bagi setiap orang, meskipun negara menciptakan kondisi untuk ini dengan mendorong pembangunan perumahan.

Setiap orang memiliki hak atas perawatan kesehatan, termasuk untuk perawatan medis (Pasal 41). Untuk tujuan ini, tidak hanya didanai program federal, tetapi juga memperkenalkan asuransi kesehatan wajib, bersama dengan pembangunan negara bagian dan kota diperbolehkan sistem pribadi perawatan kesehatan, kegiatan yang mempromosikan kesehatan manusia, pembangunan budaya fisik dan olahraga, kesejahteraan ekologis dan sanitasi-epidemiologis. Dari sini berikut hak konstitusional untuk menguntungkan lingkungan, informasi yang dapat dipercaya tentang kondisinya dan kompensasi atas kerusakan yang disebabkan oleh kesehatan atau properti oleh pelanggaran lingkungan (Pasal 42).

Hak atas pendidikan dijamin oleh ketersediaan umum dan gratis pendidikan pra-sekolah, dasar umum dan menengah. pendidikan kejuruan di lembaga dan perusahaan pendidikan negara bagian atau kota. Rusia juga mengembangkan jaringan swasta institusi pendidikan. Pada saat yang sama, negara bagian membentuk negara federal standar pendidikan, memungkinkan untuk membuat persyaratan yang sama untuk semua jenis lembaga pendidikan.

Hak asasi manusia budaya

hak budaya menyediakan perkembangan spiritual orang. Ini adalah hak: atas pendidikan, akses ke nilai-nilai budaya, partisipasi bebas dalam kehidupan budaya masyarakat (termasuk kebebasan sastra, seni, ilmiah, dan jenis kreativitas lainnya), penggunaan hasil kemajuan ilmiah, dll.

Di antara hak dan kebebasan budaya yang mendasar, Konstitusi menjamin kebebasan kreativitas di semua bidang aktivitas manusia: sastra, seni, ilmiah, teknis, dll., serta kebebasan mengajar. Kekayaan intelektual seperti produk kegiatan kreatif dilindungi undang-undang.

Kebebasan pribadi atau kebebasan pribadi, apakah itu? Kebebasan pribadi, ketika seseorang dapat dengan bebas menjalankan kehendaknya, ketika seseorang dapat bertindak sesuai dengan pandangan, keinginan, kepentingannya. Tetapi harus diingat bahwa kebebasan tidak memiliki interpretasi yang jelas dan diterima secara umum.

Tetapi untuk memahami, Anda dapat pergi dari yang sebaliknya, kebebasan adalah kebalikan dari perbudakan, di sini artinya ketika kita melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain dan merugikan diri kita sendiri, ini adalah perbudakan. Tidak ada kebebasan memilih, baik untuk mengekspresikan keinginan seseorang maupun untuk mewujudkannya.

Tetapi ada juga teori, cukup umum, dijelaskan oleh Fromm dalam buku "Escape from Freedom", di mana ia mempertimbangkan masalah etika, norma dan nilai yang mengarahkan seseorang pada realisasi diri dan realisasi kemungkinannya: "Perilaku kita sebagian besar ditentukan oleh penilaian nilai, dan validitasnya menopang kesehatan dan kesejahteraan psikologis kita. Menurut data terbaru, neurosis dilihat sebagai gejala kegagalan moral (walaupun "penyesuaian" sama sekali tidak dapat dilihat sebagai gejala dari kesejahteraan moral.

Kebebasan pribadi bukanlah tujuan akhir, itu hanya kesempatan untuk mencapai tujuan dan keinginan Anda dengan cara yang berbeda, tetapi betapa sulitnya bagi banyak orang, banyak yang bahkan tidak memikirkannya. Dan banyak yang tidak membutuhkan kebebasan pribadi. karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu, sejak lahir sering diputuskan untuk mereka apa yang akan dimakan, apa yang akan dipakai, ke mana harus pergi ke taman kanak-kanak, kemudian ke sekolah, banyak ke perguruan tinggi. Selalu ada seseorang di dekatnya yang menyarankan siapa yang harus diajak berkomunikasi, apa yang harus diperhatikan, karena ini, seseorang terbiasa hidup sesuai dengan "perintah", dan jika Anda mengarahkannya ke ini, ia biasanya bersembunyi di balik norma-norma moral, pola sosial, dll. Tetapi ada kasus lain yang sangat menonjol ketika seseorang dapat menjelaskan ketidakbertanggungjawabannya, kepengecutannya, kekejamannya dengan fakta bahwa ia bekerja dengan kebebasan pribadi, sehingga berusaha membebaskannya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa bukan orang tua yang membatasi kebebasan. bukan negara, bukan orang lain, tapi ketakutan kita, kecemasan dan kecemasan kita.

Anda mungkin juga tertarik dengan buku tentang arah

Wadi A. - Menjadi manusia bebas- Kebebasan adalah apa yang diinginkan semua orang. Kebebasan adalah kondisi kebahagiaan. Untungnya, kebebasan manusia adalah haknya yang tidak dapat dicabut. Tapi apakah kita selalu merasa bebas? Apakah kita selalu melakukan apa yang kita inginkan? Kebebasan pribadi terhalang oleh ini dan itu, dan kami bermimpi tentang apa yang akan kami lakukan jika ... Itu terjadi sebaliknya - seseorang merasa bebas. Apa pun yang dia inginkan, dia bisa membeli, pergi ke mana saja. Tetapi apakah itu benar-benar orang yang bebas? Apa itu kebebasan pribadi yang sebenarnya dan bagaimana cara mendapatkannya?

Gracheva L.D. - Pelatihan kebebasan batin- Latihan-latihan yang disajikan dalam buku ini ditujukan untuk mengaktualisasikan potensi kreatif: pengembangan persepsi, reaktivitas, perhatian, imajinasi, mendapatkan kebebasan otot, pembebasan dari "baju perang karakter", dll. Mereka digunakan dalam program pelatihan aktor di St. Petersburg akademi negara seni teater, tetapi dengan keberhasilan yang sama dapat digunakan dalam mengajar spesialisasi kreatif apa pun, karena mereka tidak melatih keterampilan profesional yang diperlukan untuk jenis kegiatan kreatif tertentu, tetapi mengajarkan tubuh manusia keadaan psikofisik baru untuk itu, persepsi baru, reaksi baru, inklusi emosional yang tidak biasa.

Leontiev D.A. - Strategi Kebebasan- Masalah kebebasan adalah salah satu yang utama dalam filsafat. Menemukan cara untuk membebaskan diri kita dari segala bentuk pemaksaan, penyensoran, dan pembatasan yang melampaui kebutuhan alami akan pelestarian diri masyarakat adalah pencapaian yang signifikan dari filosofi pikiran. Namun, hari ini ada keraguan serius tentang kemungkinan emansipatoris pikiran karena ketidakefektifan pencerahan dan kritik terhadap "media massa" yang memanipulasi kesadaran, atau lebih tepatnya, perilaku, berdasarkan mitologi yang dibuat secara artifisial. Selain itu, ada alasan yang cukup serius untuk mempertimbangkan pengetahuan rasional tidak hanya sebagai alat pembebasan dari bentuk-bentuk paksaan yang kasar, tetapi juga sebagai alat untuk menerapkan mekanisme kekuasaan lain, yang mungkin lebih liberal, tetapi pada saat yang sama lebih dalam dan lebih efektif. . Oleh karena itu, perlu untuk melihat kembali kesatuan nalar dan kebebasan yang tampaknya organik, melengkapi refleksi kritis dengan penemuan metode-metode yang digunakan dalam permainan kekuasaan dan pengetahuan bersama, dan juga memperhatikan munculnya teori-teori baru. bentuk-bentuk represi dan manipulasi yang terkait dengan pengelolaan berbagai norma kehidupan masyarakat.

Fromm E. - Melarikan diri dari kebebasan- Salah satu karya mendasar Erich Fromm - "Escape from Freedom" - dikhususkan untuk aspek psikologis kekuasaan, ketergantungan, dan memperoleh kemandirian individu. "Dapatkah kebebasan menjadi beban yang tidak dapat ditanggung seseorang, sesuatu yang dia coba singkirkan? Mengapa kebebasan merupakan tujuan yang dihargai bagi sebagian orang, dan ancaman bagi orang lain?" "Tidakkah ada - selain keinginan bawaan untuk kebebasan - dan keinginan naluriah untuk tunduk? .. Bukankah penyerahan merupakan sumber kepuasan tersembunyi; dan jika demikian, apakah esensinya?

Psikoteknik dengan arahan

Tanggung jawabku.

Tujuan: Bagaimana meningkatkan harga diri Pengetahuan diri Kebebasan pribadi

Anotasi: 52 langkah dari pelatihan "Pengembangan kepercayaan diri".

Diferensiasi jenis kelamin: unisex

Batasan usia: untuk orang dewasa

Dilakukan: secara individu

Pendekatan yang digunakan: terapi gestalt

Nina Rubstein

Teknisi menyumbang dana: Administrator (701)

Minggu sore.

Tujuan: Manipulasi orang Pengembangan aktivitas Kebebasan individu

Abstrak: Latihan dalam kebebasan pribadi.

Diferensiasi jenis kelamin: unisex

Batasan usia: untuk remaja ke atas

Dilakukan: secara individu

Pendekatan yang digunakan: terapi seni

Kepengarangan atau sumber bahan: tidak dikenal

Teknisi menyumbang dana: Pengurus (280)

Bahan dari ENE

Kebebasan individu

Atau, yang sama, kebebasan sipil- konsep hukum (dan pada saat yang sama lembaga hukum), agak mirip dengan konsep hukum politik S. (lihat di bawah), sebagian kebalikannya. Ini adalah nama totalitas hak pribadi manusia, dengan demikian, terlepas dari miliknya dalam organisasi politik tertentu - hak yang tidak dapat dipisahkan dari orang ini baik untuk negara atau untuk orang lain. S. Politik selalu merupakan afiliasi bukan dari kepribadian manusia individu, tetapi dari seluruh organisasi politik: S. pribadi, sebaliknya, membutuhkan secara tepat batasan lingkup hak individu dan hak negara. S. dalam arti hukum kata tidak ada hubungannya dengan kebebasan dalam arti filosofis (lihat kehendak bebas); yang terakhir menentang kausalitas, sementara yang pertama tidak sedikit pun meniadakannya; itu hanya membutuhkan kemandirian seseorang dari kendala oleh pengaruh fisik murni dari luar, bukan atas kehendak, tetapi pada manifestasi kehendak, pada aktivitas. Zaman klasik mengenal S. pribadi hanya sebagai lawan dari perbudakan; siapa pun yang tidak dalam keadaan perbudakan dengan demikian diakui sebagai orang bebas, meskipun S.-nya menjadi sasaran keluhan yang sangat signifikan dari negara. Terlibat dalam perjuangan untuk kebebasan politik, Yunani kuno dan Roma sama sekali tidak berjuang untuk S. individu dalam arti kata modern, yaitu, untuk kemerdekaannya dari intrusi negara ke dalam murni kehidupan pribadi. Negara diakui sebagai tidak terbatas; diasumsikan bahwa itu dapat dengan bebas membuang orang, kehidupan, properti warga negara; itu bisa meresepkan keyakinan tertentu kepada warga negara dan menentukan gudang miliknya kehidupan rumah. Kekuasaan negara atas individu sangat besar di Sparta kuno, dan hanya sedikit lebih lemah di Athena, di negara-negara Yunani lainnya, dan di Roma. Hukum Valerius dan Horace (449 SM) membatasi penangkapan seorang warga negara Romawi karena hutang dan alasan lain; tetapi ini adalah tindakan pribadi, membela kaum plebeian melawan kaum ningrat, tanpa sama sekali mengangkat kebebasan pribadi menjadi prinsip. Bahkan para pemikir kuno yang sangat jelas merasakan kekurangannya tatanan sosial(misalnya, Plato) dalam konstruksi mereka tentang negara ideal dalam hal ini tidak naik sedikit pun di atas konsep kontemporer mereka dan memungkinkan negara untuk menyerang ranah pribadi, mencapai sangat jauh. Justru inilah (sebagian besar) yang menjelaskan kemudahan ekstrim transisi di negara-negara kuno dari keadaan politik S. ke keadaan despotisme paling kejam (di Roma, misalnya, era Sulla).

Untuk pertama kalinya, bidang hak individu dipisahkan dari bidang hak negara dalam ajaran Injil, yang menurutnya Caesar mengikuti Caesar, dan Tuhan mengikuti Tuhan; dengan kata lain, hati nurani manusia dicabut dari kendali negara. Namun, Abad Pertengahan, yang menggantikan kekuatan negara dengan kekuatan Gereja Katolik, tidak berkontribusi pada perkembangan masyarakat sipil, dan individu tetap tidak memiliki hak. Hanya di zaman modern muncul keinginan untuk membatasi bidang seperti itu bagi pribadi manusia, di mana negara tidak dapat ikut campur sama sekali - dan dalam keinginan ini terletak fitur yang jelas merupakan ciri zaman modern, berbeda dengan zaman kuno dan Abad Pertengahan. Kelas-kelas yang sebelumnya kurang beruntung, dalam perjuangan untuk kepentingan mereka, mencoba untuk mengamankan diri mereka dari despotisme pemerintah dengan memperluas lingkaran orang-orang yang mengambil bagian dalam pemerintahan. Sekarang ada kesadaran yang berkembang bahwa massa rakyat juga bisa menjadi despotik, dan bahwa tindakan harus diambil untuk melindungi brankas pribadi dari penindasan, dari mana pun asalnya.

Untuk pertama kalinya, seseorang dengan lantang menyatakan klaim atas S. di Inggris, pada abad ke-13, selama perjuangan para baron dengan kekuasaan kerajaan. Magna Carta (lihat) menetapkan hak orang bebas (tanpa perbedaan status sosial) untuk tidak dikenakan penangkapan sewenang-wenang, serta haknya atas real estat. Hak-hak lain yang sekarang termasuk dalam isi dari kepribadian S. yang dipahami (kata-kata S., perkumpulan, dll.) belum dilindungi; bahkan hak atas pribadi S. dalam arti kata yang sempit diakui sangat buruk dalam praktik, terutama di era Tudor dan Stuart. Di House of Commons, dalam petisi untuk hak (q.v.), meminta raja agar tidak ada orang bebas yang ditangkap dan dipenjarakan dengan cara yang melanggar hukum. Petisi itu disetujui oleh raja dan mendapat kekuatan hukum. Namun, untuk waktu yang lama, Parlemen harus berjuang untuk aplikasi yang benar dalam praktiknya, sampai di kota Habeas Corpus Act (lihat) itu melegitimasi sangat cara yang nyaman perlindungan kebebasan pribadi. Deklarasi hak g., didedikasikan untuk masalah sistem politik dan hubungan otoritas di antara mereka sendiri, tidak secara langsung menyangkut masalah kepribadian S., tetapi berkontribusi pada penguatan politik, dan, akibatnya, secara tidak langsung, S. pribadi di Inggris. Sejak itu, Inggris telah menjadi negara klasik kebebasan individu, terutama setelah abad XVIII. kebebasan penuh berbicara, pers dan berserikat didirikan. Semua ini dicapai dengan perjuangan yang lambat; tidak sekali pun asas kepribadian S. telah ditetapkan secara teori oleh tindakan hukum yang lengkap dan mencakup luas; bahkan sastra Inggris sebelum abad kesembilan belas. Dia relatif sedikit tertarik pada pertanyaan tentang hak dan S. individu (Locke dan Blackstone, bagaimanapun, memiliki argumen yang menarik tentang masalah ini).

Sastra Prancis abad ke-18 sangat ingin mengembangkannya; Rousseau melakukan yang terbaik untuknya (lihat), yang menurut ajarannya seseorang memiliki hak bawaan yang tidak dapat dicabut dan dapat mengasingkan bagian tertentu darinya, tetapi hanya secara sukarela, melalui kontrak sosial. Namun, Rousseau yang sama mengakui “perlunya keberadaan penguasa yang dapat melakukan apa saja; karena esensi dari kekuasaan tertinggi adalah bahwa ia tidak dapat dibatasi: ia dapat melakukan segalanya, atau tidak apa-apa. Rousseau menggabungkan doktrin kekuasaan tak terbatas negara dan hak bawaan manusia ke dalam sistem yang sangat asli, yang menurutnya kedaulatan tak terbatas - negara - ada justru untuk melindungi hak-hak pribadi S. Kongres Virginia, yang diterbitkan () Deklarasi Kemerdekaan yang terkenal, diikuti hampir kata demi kata dengan deklarasi yang berulang dari koloni Amerika lainnya. Semuanya sepenuhnya dijiwai dengan semangat ajaran Rousseau.

Mereka tidak termasuk dalam konstitusi Amerika Serikat (-89); secara umum, dalam konstitusi ini hanya satu klausul - tentang kejahatan politik dan diadili oleh juri - relevan dengan masalah kebebasan individu. Di sisi lain, amandemen terhadap konstitusi yang baru saja dikeluarkan disibukkan dengan pertanyaan ini; mereka melarang Kongres untuk mengeluarkan undang-undang tentang pengenalan agama apa pun atau tentang pembatasan hati nurani, pidato, pers, perkumpulan dan perkumpulan; rakyat diberi hak untuk memiliki dan memanggul senjata; dilarang tinggal di markas militer di rumah-rumah pribadi di masa damai; tidak dapat diganggu gugat orang dan rumah diakui. Formulasi yang lebih lengkap dan lebih rinci tentang hak-hak individu ditemukan dalam konstitusi masing-masing negara bagian; di sebagian besar dari mereka, bahkan tidak termasuk konstitusi yang menerima edisi terakhir pada akhir abad ke-19, ada pengulangan prinsip-prinsip Deklarasi Kemerdekaan. Jadi, misalnya pasal 1 konstitusi Negara Bagian California, Mr. secara langsung berjudul: "Declaration of Rights" dan berbunyi:

“Semua orang pada dasarnya bebas dan mandiri dan memiliki hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut, di antaranya adalah hak untuk menggunakan kehidupan dan S. dan melindungi mereka, hak untuk memperoleh, memiliki dan melindungi properti, hak untuk mencari keamanan dan kebahagiaan dan mencapainya. ... Praktik bebas beragama selamanya ditegakkan di negara ini... Penggunaan Habeas corpus hanya dapat dihentikan jika terjadi pemberontakan atau invasi musuh... Hak untuk diadili oleh juri harus dijamin untuk semua... Setiap warga negara boleh berbicara, menulis dan secara terbuka mengungkapkan pemikirannya tentang segala hal, bertanggung jawab hanya atas penyalahgunaan hak ini ... Orang-orang harus memiliki hak untuk berkumpul secara bebas untuk membahas kepentingan publik ... Orang dan rumah harus dilindungi dari semua penangkapan dan penggeledahan sewenang-wenang ” ...

Pada prinsip-prinsip dasar yang sama, Deklarasi Prancis tentang Hak Asasi Manusia dan Warga Negara (lihat): “Semua orang dilahirkan dan tetap bebas dan setara dalam hak-hak mereka ... Tujuan dari setiap masyarakat politik ada perlindungan hak-hak kodrati manusia. Inilah esensi hak atas S., atas properti, atas keamanan, dan untuk melawan penindasan.” Deklarasi tersebut kemudian memberikan definisi teoretis yang sangat jelas tentang konsep kebebasan dan kepemilikan, yang pertama telah diterima secara umum dalam literatur:

“kebebasan terdiri dari hak untuk melakukan apapun yang tidak merugikan orang lain; oleh karena itu penikmatan hak-hak kodrati setiap orang tidak memiliki batasan selain yang menjamin bagi anggota masyarakat lainnya penikmatan hak-hak yang sama ini. Batas-batas ini hanya dapat ditentukan oleh hukum... Properti adalah hak yang tidak dapat diganggu gugat dan sakral; tidak seorang pun dapat dicabut darinya, kecuali jika itu jelas-jelas diperlukan oleh kebutuhan sosial, ditetapkan secara hukum, dan dengan syarat imbalan yang adil.

Selanjutnya, dalam beberapa pasal khusus, deklarasi tersebut mengungkapkan isi khusus dari konsep "kebebasan"; itu termasuk S. dari penangkapan sewenang-wenang; hak untuk tidak dihukum selain oleh pengadilan dan berdasarkan hukum; lengkap S. hati nurani, kata-kata dan pers (hak berkumpul dan berserikat tidak disebutkan). Semua ini diungkapkan dalam bentuk teoritis, abstrak yang sama, dan tidak dalam bentuk ketentuan hukum (misalnya, "Mengkomunikasikan pikiran dan pendapat secara bebas adalah salah satu hak asasi manusia yang paling berharga"). keputusan dimasukkan dalam konstitusi, dan gg.; kemudian mereka menghilang dari konstitusi Prancis, dimulai dengan konstitusi tahun ke-8, dan hanya sekali muncul kembali, dalam konstitusi kota ("Republik Prancis memiliki prinsip kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan; dasarnya adalah keluarga, tenaga kerja, Properti, pesanan publik"). Penyajian asas-asas tersebut dalam bentuk deklarasi-deklarasi dalam konstitusi terbaru diganti dengan rumusan asas-asas yang sama, yang lebih bersifat hukum, yaitu yang disebut. "jaminan konstitusional hak individu". Dalam banyak konstitusi, kedua bentuk itu muncul berdampingan; Dengan demikian, sudah dalam konstitusi kota terdapat ketentuan yang berupa jaminan konstitusional: “Kekuasaan legislatif tidak dapat mengeluarkan undang-undang yang akan melumpuhkan atau menghambat terselenggaranya hukum alam dan hukum. hak-hak sipil disebutkan dalam bab ini dan dijamin oleh konstitusi.” Dalam konstitusi tahun ke-8, ketentuan yang samar dan luas dari konstitusi pertama tentang kebebasan dari penangkapan sewenang-wenang digantikan oleh tesis yang dirumuskan secara tepat dan cukup legal: hukum yang menjadi landasannya; 2) harus berasal dari otoritas yang diberi wewenang oleh undang-undang; 3) harus diumumkan kepada orang yang ditahan, dan orang ini harus menerima salinannya. Sebagian dalam bentuk deklarasi, sebagian dalam bentuk jaminan konstitusional, ketentuan ini disahkan ke hampir semua konstitusi Eropa abad ke-19; semuanya entah bagaimana mengenali kepribadian S. dan menjaminnya. Pengecualian adalah Inggris, di mana tidak ada konstitusi tertulis sama sekali, dan peradilan sipil diatur oleh ketentuan-ketentuan tertentu dari hukum pidana dan kepolisian, dan sebagian bahkan oleh kebiasaan (misalnya, kebebasan pers di Inggris tidak dijamin oleh hukum apapun; Lihat di bawah). Pengecualian lain adalah konstitusi Prancis kota, di mana tidak ada satu kata pun yang dikatakan tentang S. individu. Namun demikian, dalam praktiknya, ini diakui di Prancis baru jauh lebih besar daripada di Prancis dari semua era sebelumnya, meskipun masih dalam tingkat yang jauh lebih rendah daripada di Inggris atau Amerika. Pengecualian pasal-pasal S. individu dari konstitusi dijelaskan oleh pengalaman yang telah menunjukkan bahwa baik pernyataan yang sungguh-sungguh tentang hak-hak individu, maupun pencantuman ketentuan untuk jaminan dalam konstitusi, tidak benar-benar memberikan hak-hak ini, dan bahwa jaminan sejati hanya bisa diberikan organisasi yang tepat legislatif, eksekutif dan pengadilan, memungkinkan individu untuk membela kepentingan mereka, dan, akibatnya, kepentingan yang paling penting - kebebasan, sehubungan dengan perkembangan budaya negara. Dari konstitusi yang berlaku saat ini, prinsip identitas pribadi secara khusus dirumuskan secara lengkap dan jelas dalam konstitusi Belgia, di mana kata-kata ini memiliki karakter sebagian deklarasi ("pers bebas"), sebagian dan sebagian besar jaminan konstitusional ("sensor tidak harus ditetapkan"). Pandangan dominan tentang kepribadian S. abad XIX. sangat berbeda dengan pandangan tentangnya pada abad ke-18. dalam dua hal. Pertama, pada abad ke-18 mereka mencoba mendamaikan S. individu dengan kekuasaan negara yang tidak terbatas; di abad ke-19 diterima secara umum adalah pandangan bahwa kedua prinsip ini saling eksklusif dan S. individu dapat berkembang hanya dengan mengorbankan kekuatan negara, yang seharusnya tidak terbatas sama sekali. Kedua, pada abad ke-18 asas kepribadian S. dikonstruksikan sebagai asas hukum alam; orang-orang diakui sebagai orang yang bebas dan setara secara alami dan sejak lahir; oleh karena itu, ada keinginan untuk secara akurat menentukan batas S. ini berdasarkan analisis teoritis dan abstrak. Meskipun pendapat ini dipertahankan bahkan dalam tindakan hukum akhir seperti konstitusi California, tetapi dalam kenyataannya di abad ke-19. tidak ada yang secara serius mendukungnya. Sebaliknya, pada saat ini, asas tersebut kurang lebih telah mapan bahwa S. kepribadian muncul, sebagai asas hukum, relatif terlambat, berkembang secara perlahan dan bertahap, masih berkembang hingga saat ini dan akan terus berkembang; tidak mungkin, oleh karena itu, untuk menunjukkan secara tepat, sekali untuk semua, untuk semua waktu dan orang-orang, isi dari prinsip ini; batas antara bidang negara dan pribadi S. telah berubah dan harus berubah. Definisi S. dalam Deklarasi Hak ("S. terdiri dari hak untuk melakukan segala sesuatu yang tidak merugikan orang lain") hanya memberikan indikasi yang sangat tidak memadai tentang isi konsep ini, karena "merugikan orang lain" adalah sesuatu yang sangat samar dan longgar; apa, dalam kondisi tertentu, dapat diakui sebagai penghinaan dan, oleh karena itu, merugikan orang lain, dalam kondisi lain adalah ekspresi pendapat yang sah; tindakan yang hari ini diakui sebagai penghinaan terhadap moralitas publik atau sebagai godaan publik mungkin besok diizinkan dengan cukup bebas; tindakan yang hari ini dianggap berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan orang lain (santet), besok ternyata sama sekali tidak berbahaya.

Saat ini, isi dari konsep kebebasan pribadi, yang sedang dikembangkan dalam literatur dan praktik hukum negara-negara maju dalam hal ini, meliputi: Pertama-tama, semua jenis kebebasan pribadi, yang terutama menyangkut kepentingan material seseorang; adalah sebagai berikut: a) pribadi S. dalam arti sempit, yaitu S. dari penggeledahan dan penangkapan sewenang-wenang, serta S. perpindahan tanpa izin penguasa (paspor) baik di dalam wilayah suatu negara tertentu. negara dan di luarnya, dan karena itu hak meninggalkan kesetiaan; b) milik pribadi; c) C. perdagangan, tenaga kerja dan industri.

Kedua, jenis-jenis kebebasan yang berhubungan dengan kepentingan moral manusia; yaitu: a) S. hati nurani; b) C. pertemuan; c) S. kata-kata dan meterai; d) C. pertemuan rapat, serikat pekerja dan asosiasi; e) S. pelatihan; f) kerahasiaan korespondensi pos. Apalagi di Amerika, konsep ini biasanya mencakup hak untuk memanggul senjata. Namun, tidak satu pun dari jenis S. ini yang dapat dikenali sebagai tidak terbatas dan tidak dikenali di mana pun. S. pendidikan, misalnya, secara alami dibatasi oleh undang-undang tentang wajib belajar, yang olehnya negara menuntut dari setiap warga negara yang memasuki kehidupan pengetahuan minimum tertentu; C. perdagangan dibatasi tidak hanya oleh sistem bea dan pajak, tetapi juga oleh pengawasan atas integritasnya (tindakan terhadap pemalsuan produk, kontrol atas penjualan zat beracun, dll.); bahkan S. hati nurani yang paling berharga pun tunduk pada suatu batasan dalam arti bahwa agama tidak memberikan hak untuk melakukan perbuatan yang bersifat pidana menurut hukum yang ada, atau menolak perbuatan yang bersifat wajib menurut pandangan yang sama. melihat; diakui hanya sebagai kebutuhan mutlak bahwa pembatasan hanya dilakukan atas dasar undang-undang, dan bahwa setiap warga negara harus memiliki kesempatan untuk secara sah memperjuangkan perubahan batas-batas ini ke arah yang diinginkannya. Jaminan S. sipil terletak pada S. politik (lihat). Dengan segala ketidakpastian isi prinsip kepribadian S., kadang meluas, kadang menyempit, dapat dikatakan afirmatif bahwa di semua negara Eropa selama abad ke-19. pemahaman tentang prinsip ini, secara umum, telah berkembang dan masih harus diperluas lagi.

Literatur. Pertanyaan tentang kebebasan individu dan hubungannya dengan negara disinggung di hampir semua tulisan umum tentang hukum publik dan politik; diskusi yang sangat menarik tentangnya dapat ditemukan di Machiavelli, Bossuet, Bodin, Locke, Puffendorf, Montesquieu, Rousseau, Blackstone, dan lain-lain. perdamaian." Sebuah bab yang sangat baik dikhususkan untuk karakterisasi hak-hak individu oleh Esmen, dalam "Dasar-Dasar Umum Hukum Konstitusi" (terjemahan Rusia dari St. Petersburg, 1898 atau M., 1899, vol. I). Sejarah perjuangan untuk S. pribadi di Inggris disajikan dalam buku oleh V. F. Deryuzhinskiy: "Habeas Corpus Act" (Yuriev, 1895), sejarah perjuangan untuk hak berbicara dan berkumpul - Jephson, "Platform, kebangkitan dan kemajuannya” (Lpts., 1892) dan artikel Deryuzhinsky: "Pertemuan publik di Inggris" ("Buletin Eropa", 1892, 2 - 3). Studi khusus terbaik "tentang batas-batas aktivitas negara" adalah sebuah buku dengan judul ini oleh Wilhelm v. Humboldt, ditulis pada tahun 1791, tetapi diterbitkan untuk pertama kalinya hanya pada tahun 1851 (terjemahan bahasa Rusia dalam lampiran buku Heim, "Wilhelm f. Humboldt", M., 1899). Semua tulisan selanjutnya memiliki jejak yang jelas dari pengaruh kuat karya ini, tidak terkecuali buku-buku J. St. Mill "On liberty" (L.,; "On freedom", diterjemahkan oleh Nevedomsky, 2nd ed., St. Petersburg, 1882).

Lihat juga Jules Simon, "La liberté" (P., 1859); Laboulaye, "L"é tat et ses limites" (edisi ke-5 P., 1871); miliknya sendiri, "Le parti libéral" (P., 1864).

Artikel mereproduksi materi dari

Sepanjang kehidupan manusia, konsep "kebebasan" dianggap kompleks, agak kontradiktif dan sulit dibandingkan dengan definisi realitas. Dalam istilah agama, filosofis, ilmu alam, konsep ini dibandingkan dalam hal kompleksitas dengan definisi landasan yang terkait dengan sebutan semantik. kehidupan manusia, kebutuhan seseorang untuk memenuhi kewajiban yang diberikan kepadanya oleh alam dan masyarakat. Beban semantik pada definisi ini dari waktu ke waktu, seiring dengan perkembangan masyarakat manusia, tidak hanya berubah secara relatif, sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat manusia; perubahan ini sampai saat ini bersifat pertumbuhan yang konstan, komplikasi. Terlepas dari kenyataan bahwa konsep "kebebasan" juga memiliki karakteristik kuantitatif (kebebasan absolut adalah kebebasan maksimum dalam pikiran seseorang; "kebebasan relatif" adalah bagian tertentu dari konsep "kebebasan" yang tertanam dalam pikiran seseorang), diketahui bahwa karakteristik ini, ketika menentukan konsep yang dipertimbangkan mungkin tidak selalu memainkan peran mendasar. Di dunia alam fisik, serta di luar bidang materi, konsep "kebebasan" selalu didefinisikan secara ketat, relatif, yang menyiratkan pentingnya karakteristik kualitatif konsep ini. Jika kita mempertimbangkan definisi "kebebasan" bagi seseorang sebagai makhluk alami, maka, jelas, komponen ini konsep umum"kebebasan" telah berubah sedikit dari waktu ke waktu. Pemahaman tentang kebebasan ini mengandaikan manusia yang bermakna kesempatan nyata pemenuhan kebutuhan fisik dan biologisnya. Ini termasuk: kinerja fungsi reproduksi, pemenuhan kebutuhan nutrisi, dll. Komponen lain dari definisi "kebebasan" dapat dipertimbangkan dalam diri seseorang sebagai fasilitas sosial masyarakat ini dan wilayah ini. Di sini juga, konsep "kebebasan" dikaitkan dengan kebutuhan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya di tingkat sosial, dengan pemahaman seseorang tentang kemampuannya mengenai kepuasan satu atau beberapa bagian dari kebutuhan yang dipertimbangkan. Kedua komponen konsep “kebebasan” tersebut memiliki hubungan yang relatif satu sama lain. Sulit membayangkan kepuasan penuh dengan " pria modern» kebutuhan dasar tanpa tingkat kepuasan sosial yang disyaratkan. Konsep-konsep seperti "kebebasan berbicara", "kebebasan berpikir", "kebebasan masyarakat" memiliki konten nyata ketika komponen sosial dari konsep "kebebasan" dipertimbangkan. Jelaslah bahwa di antara komponen-komponen ini ada garis lurus dan Masukan, saling ketergantungan relatif. Komponen ketiga dari konsep “kebebasan” bukan hanya yang paling kompleks, tetapi juga yang paling penting, baik dalam kaitannya dengan dua komponen pertama, maupun terhadap keseluruhan konsep. Kebebasan sejati adalah kebebasan spiritual. Adalah mungkin untuk bebas pada tingkat dasar atau sosial, tetapi tidak bebas dalam arti kata sepenuhnya. Di sisi lain, seseorang tidak bebas pada tingkat dasar dan sosial, tetapi bebas secara spiritual, memiliki hak penuh menyebut diri Anda orang bebas. Tentu saja, "kebebasan spiritual" itu relatif. Itu tidak bisa menjadi satu-satunya dan tidak terkait dengan dua komponen pertama dari konsep ini. Keterkaitan ini dapat diungkapkan sebagai hubungan antara alam, sosial dan kerohanian dalam diri seseorang. Inilah awal spiritual, yang pertama di antara awal yang sama secara kondisional. Itulah sebabnya, pengasuhan prinsip spiritual dalam diri seseorang memberi yang terakhir kesempatan nyata untuk merasa "bebas".

Konsep kebebasan individu

Kebebasan individu adalah konsep multifaset: kebebasan ekonomi untuk membuat keputusan ekonomi, kebebasan bertindak ekonomi. (seorang individu (dan hanya dia) yang memiliki hak untuk memutuskan jenis kegiatan mana yang lebih disukainya, di industri mana dia akan menunjukkan kegiatannya). Politik adalah seperangkat hak sipil yang menjamin fungsi normal individu. (masyarakat beradab modern tidak terpikirkan tanpa hak pilih universal yang setara, sistem negara-nasional yang adil). Kebebasan spiritual untuk memilih pandangan dunia, ideologi, kebebasan untuk menyebarkannya, kebebasan untuk memeluk agama apa pun, atau menjadi seorang ateis. Kemampuan epistemologis seseorang untuk bertindak lebih dan lebih berhasil sebagai hasil dari pengetahuan tentang hukum-hukum alam dan dunia sosial di sekitarnya.

Kebebasan dan tanggung jawab individu. Jika kita mengambil aspek masalah yang lebih tinggi, maka kebebasan selalu dikaitkan dengan kebutuhan dan kemungkinan. Orang-orang tidak mau dalam memilih kondisi objektif mereka, tetapi mereka memiliki kebebasan tertentu dalam memilih tujuan dan sarana untuk mencapainya. Kebebasan adalah atribut kepribadian. Tetapi kebebasan tanpa tanggung jawab adalah kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, tanggung jawab tidak kurang, tetapi pada tingkat yang lebih besar merupakan atribut individu, karena lebih sulit untuk bertanggung jawab daripada menjadi bebas. Dan semakin signifikan dan tinggi kepribadian, semakin tinggi tanggung jawabnya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Kebebasan hanyalah salah satu aspek dari status sosial individu. Itu tidak bisa mutlak, karena individu itu bukan Robinson: dia hidup dalam masyarakat seperti dia, dan karena itu kebebasannya harus dikorelasikan dengan kebebasan individu lain. Jadi, kebebasan itu relatif, dan semua dokumen hukum yang berorientasi demokratis berangkat dari relativitas ini. Dengan demikian, Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia menekankan bahwa hak-hak ini dalam pelaksanaannya tidak boleh melanggar hak-hak individu lain. Sifat relatif kebebasan tercermin dalam tanggung jawab individu terhadap individu lain dan masyarakat secara keseluruhan. Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab individu berbanding lurus: semakin banyak kebebasan yang diberikan masyarakat, semakin besar tanggung jawabnya untuk penggunaan kebebasan ini. Melanggar kebebasan orang lain, seseorang sendiri menanggung risiko "dalam zona kurangnya kebebasan." Sebuah legenda Perancis menceritakan tentang pengadilan seorang pria yang, sambil melambaikan tangannya, secara tidak sengaja mematahkan hidung pria lain. Terdakwa membenarkan dirinya dengan mengatakan bahwa tidak seorang pun dapat merampas kebebasannya untuk mengacungkan dengan tanganku sendiri. Putusan pengadilan tentang masalah ini berbunyi: "Terdakwa bersalah, karena kebebasan seseorang untuk melambaikan tangannya berakhir di mana hidung orang lain dimulai." Jadi dalam masyarakat Anda harus selalu mengoordinasikan tindakan Anda dengan kepentingan orang lain, dengan kepentingan masyarakat sekitar. Tidak ada kebebasan yang abstrak, dan juga mutlak; kebebasan selalu konkret. Kebebasan individu adalah satu kompleks dengan hak-hak anggota masyarakat. Tidak mungkin memisahkan hak politik dan hukum - kebebasan hati nurani, kepercayaan, dll. dari hak sosial-ekonomi - untuk bekerja, beristirahat, pendidikan gratis, perawatan medis, dll. Kepribadian adalah orang yang berkembang secara sosial, ada hubungan yang tak terpisahkan antara masyarakat dan kepribadian.

Masalah kebebasan individu

Penyajian persyaratan moral kepada individu mengandaikan kemungkinan individu untuk bertindak secara bebas. Tetapi apakah seseorang bebas dalam tindakannya? Jika kita menganggap seseorang sebagai individu terpisah yang memilih salah satu opsi untuk tindakannya, maka seseorang selalu bebas. Dengan demikian, eksistensialisme percaya bahwa seseorang selalu bebas, bahkan di penjara ia memiliki pilihan untuk hidup atau mati. Tapi begitu kita beralih ke pertimbangan interaksi manusia dengan alam sekitarnya dan dunia sosial, kita perhatikan bahwa tidak ada kebebasan. mitologi kuno dengan jelas menunjukkan bagaimana kebebasan pribadi dihubungkan dengan kebutuhan obyektif dari tindakan yang telah ditentukan oleh takdir. Nasib adalah kebalikan dari konsep kebebasan. Nasib orang Yunani kuno bukanlah kurangnya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri, tetapi kesia-siaan upaya untuk mengubah jalan hidup yang telah ditentukan. Dalam kata-kata Seneca, "takdir menuntun, yang menolak menyeret." Nasib itu buta, gelap. Tidak mungkin untuk mengenalnya. Itu hanya bisa ditebak, diprediksi (dengan tangan, kartu, bintang, dll.). Kekristenan meninggalkan gagasan tentang takdir sebagai takdir yang tak terhindarkan. Orang-orang Kristen percaya bahwa air baptisan membersihkan segel rasi bintang dan membebaskan mereka dari kuasa takdir. Namun ketiadaan takdir tidak membuat seseorang bebas. Masyarakat dapat membatasi tindakan bebas seseorang, dan kebebasan tidak akan bebas. Ya, dan dalam Kekristenan sendiri ada pembatasan kebebasan atas kehendak Tuhan. Dalam filsafat, masalah ini diekspresikan dalam hubungan antara konsep "kebebasan" dan "keharusan". Pemikir yang berbeda memberi preferensi pada satu atau sisi lain dari rasio ini. Menurut Kant, kepribadian itu otonom, mandiri, dan legal sendiri. Tetapi manusia membatasi dirinya dengan hukumnya sendiri. "Beri diri Anda hukum, kata Kant - dan bertindak sedemikian rupa sehingga aturan perilaku Anda menjadi universal." Artinya, kebebasan dicapai melalui pembatasan moral. Spinoza, Hegel, Marx mengaitkan kebebasan dengan kognisi kebutuhan ("kebebasan adalah kebutuhan yang disadari"). Menurut Fromm, masalah kebebasan pada umumnya tidak bisa dipecahkan. Kebebasan adalah konsep abstrak, yang berarti tindakan pembebasan diri dalam proses pengambilan keputusan. Ini adalah dua kemungkinan tindakan sebelum orang tersebut ditempatkan. Tetapi apakah orang miskin, pecandu alkohol, bebas? Kebebasan adalah kemampuan untuk mengikuti suara akal, melawan irasionalisme nafsu. Dan ini di setiap langkah, jika tidak, ruang lingkup kebebasan berkurang, pilihan menjadi lebih sulit dan kebutuhan muncul. Misalnya, ada lebih banyak kebebasan di awal permainan catur daripada di tengah atau di akhir permainan. Gadis itu memiliki kebebasan untuk memilih - untuk masuk ke mobil bersama para lelaki atau tidak, tetapi jika dia duduk, maka kebebasannya semakin berkurang. Ketika mencirikan kurangnya kebebasan individu dari persyaratan sosial, konsep "tanggung jawab" digunakan. Tentu saja, seseorang bebas untuk bertindak dengan satu atau lain cara, tetapi ia memikul beban tanggung jawab untuk keluarga, untuk tim, untuk negara. Tanggung jawab adalah pembatasan sukarela kebebasan seseorang. Tuntutan yang dibuat oleh masyarakat pada seseorang tampak baginya dalam bentuk kewajiban. Kesadaran internal dan pengalaman tanggung jawab bertindak dalam bentuk hati nurani. Untuk mencirikan tanggung jawab, konsep "kehormatan", "martabat", "reputasi" digunakan.

Setiap orang secara biologis unik. Namun, arti sebenarnya dari keunikan bukanlah tentang penampilan manusia, berapa banyak dengan dunia spiritual batinnya. Dengan kata lain, seseorang adalah individu. Namun, anak yang lahir adalah individu, tetapi belum menjadi pribadi, karena tidak memiliki individualitas. Seorang individu menjadi kepribadian ketika ia berhenti menjadi unit ras manusia dan memperoleh kemandirian relatif.

Masalah kepribadian dalam filsafat adalah, pertama-tama, pertanyaan tentang tempat apa yang ditempati seseorang di dunia, dan tidak hanya apa dia sebenarnya, tetapi juga "... menjadi apa seseorang, yaitu, dapatkah seseorang menjadi tuan atas nasibnya sendiri, dapatkah dia "membuat" dirinya sendiri, menciptakan hidupnya sendiri" (Gramsci).

Sudah di zaman kuno, masalah ketidaksesuaian antara perilaku nyata seseorang dan "esensi" -nya, seperti yang dilihatnya sendiri, dan motif rasa bersalah dan tanggung jawab yang terkait dengan ini, muncul. Saat ini, ada dua konsep utama kepribadian: kepribadian sebagai karakteristik fungsional manusia dan kepribadian sebagai ciri esensialnya. Konsep pertama didasarkan pada konsep fungsi sosial seseorang, atau lebih tepatnya, pada konsep peran sosial. Untuk semua pentingnya aspek pemahaman kepribadian ini, itu tidak memungkinkan untuk mengungkapkan dunia batin seseorang yang dalam, hanya memperbaiki perilakunya, yang tidak selalu dan harus mengungkapkan esensi sejati seseorang. Penafsiran yang lebih mendalam tentang konsep kepribadian tidak lagi terungkap secara fungsional, tetapi secara esensial: di sini adalah sekumpulan potensi regulasi dan spiritual, pusat kesadaran diri, sumber kemauan dan inti karakter, subjek tindakan bebas. Kepribadian - fokus dan ekspresi individu hubungan Masyarakat dan fungsi orang, subjek pengetahuan dan transformasi dunia, hak dan kewajiban, etika, estetika, dan lainnya norma sosial. Kualitas pribadi seseorang dalam hal ini merupakan turunan dari cara hidupnya.

Seseorang adalah orang yang memiliki kesadaran diri dan pandangan dunia, yang telah mencapai pemahaman tentang dirinya fungsi sosial, tempatnya di dunia, menafsirkan dirinya sebagai subjek kreativitas sejarah, sebagai penghubung dalam rantai generasi, termasuk kerabat, yang satu vektor diarahkan ke masa lalu, dan yang lainnya ke masa depan. Kepribadian selalu dalam proses pembentukan, kepribadian yang beku adalah degradasi.

Kepribadian adalah kombinasi dari tiga komponen utamanya: kecenderungan biogenetik, dampak faktor sosial dan inti psikososial - I. Dan apakah saya? Ini adalah inti yang tidak terpisahkan dunia spiritual manusia, pusat pengaturannya. Ini adalah dasar untuk pembentukan perasaan sosial manusia: harga diri, tugas, tanggung jawab, hati nurani, prinsip moral dan estetika, dll. Seseorang adalah orang yang tidak berdasarkan kodratnya, mis. bukan dalam fisik mereka, dan bukan hanya dalam roh, tetapi dalam tingkat kesempurnaan roh mereka yang tinggi.

Properti utama yang dihasilkan dari kepribadian, inti spiritualnya adalah pandangan dunia. Ini adalah hak istimewa dari seseorang yang telah naik ke level tinggi kerohanian. Manusia bertanya pada dirinya sendiri: siapa aku? Mengapa saya datang ke dunia ini? Apa arti hidupku, tujuanku? Hanya setelah mengembangkan satu atau lain pandangan dunia, seseorang, yang menentukan nasibnya sendiri dalam hidup, mendapat kesempatan untuk bertindak secara sadar, dengan tujuan, mewujudkan esensinya. Pandangan dunia seperti jembatan yang menghubungkan seseorang dan seluruh dunia di sekitarnya.

Komponen khusus dari kepribadian adalah moralitasnya. Keadaan sosial sering mengarah pada fakta bahwa seseorang dihadapkan dengan pilihan tidak selalu mengikuti dirinya sendiri, keharusan etis dari kepribadiannya. Dan hanya orang yang bermoral tinggi yang mengalami rasa tragedi yang mendalam dari kesadaran "non-kepribadian" mereka, yaitu. ketidakmampuan untuk melakukan apa yang menentukan makna terdalam dari Diri-Nya.

Merampas komunikasi individu dan kemungkinan pilihan berdampak negatif pada perkembangan kepribadian. Isolasi adalah hukuman yang mengerikan. Lebih buruk lagi adalah pemaksaan kehendak orang lain. Seseorang yang sepenuhnya tunduk pada orang lain bukan lagi seseorang. Kebebasan dan tanggung jawab adalah atribut yang tidak dapat dicabut dari seseorang.

Orang memiliki kebebasan yang cukup besar dalam menentukan tujuan kegiatannya. Oleh karena itu, kebebasan tidak mutlak dan dihidupkan sebagai realisasi kemungkinan melalui pilihan tujuan dan rencana tindakan tertentu. Kebebasan adalah cara khusus manusia. Tetapi kebebasan bagi seseorang adalah kurangnya kebebasan bagi orang lain, karena alasan ini kebebasan adalah konsep yang relatif. Jadi, kebebasan tanpa tanggung jawab adalah kesewenang-wenangan. Oleh karena itu, tanggung jawab tidak lebih rendah, tetapi lebih besar atribut individu, karena lebih sulit untuk bertanggung jawab daripada menjadi bebas.

Filsafat tidak bisa mengabaikan pertanyaan tentang makna dan tujuan hidup. Makna hidup terletak pada perkembangan manusia sebagai tujuan itu sendiri, perbaikan menyeluruhnya. Menentukan makna hidup pribadi berarti memahami hidup dalam segala esensinya dan dalam skala besar; artinya menjelaskan apa yang nyata di dalamnya dan apa yang imajiner; itu, akhirnya, untuk menentukan tidak hanya tugas utama dan tujuan hidup, tetapi juga cara nyata untuk implementasinya. Namun, karena seseorang secara inheren adalah makhluk sosial, maka makna hidupnya hanya dapat ditemukan di jalur konjugasi kepentingan dan tujuan masyarakat dan individu.