Arti kata antitesis. Antitesis sebagai teknik artistik

Konsep "antitesis" berasal dari istilah Yunani kuno, terdiri dari dua bagian: "thesa", yang berarti "posisi", dan "anti" - "melawan". Menempatkan mereka bersama-sama, kita mendapatkan "berlawanan", yaitu, "berlawanan". Antitesis, definisi dan contoh yang akan kami sajikan kepada Anda dalam artikel ini, adalah oposisi dari elemen komposisi, karakter, gambar, kata-kata. Ini adalah teknik artistik dalam sastra, yang memungkinkan penulis dan penyair yang menggunakannya untuk mengkarakterisasi karakter lebih lengkap, untuk mengungkapkan sikap penulis untuk sisi yang berbeda dari yang digambarkan, serta karakter itu sendiri.

Kondisi yang diperlukan untuk antitesis

Kondisi penting yang diperlukan bagi seseorang untuk dapat berbicara tentang teknik seperti antitesis (contohnya akan kami berikan di bawah) adalah tunduk pada konsep umum lawan atau beberapa sudut pandang umum tentangnya.

Subordinasi semacam itu tidak harus tepat secara logis. Misalnya, peribahasa seperti "Gulungan kecil, tetapi mahal", "Jarang, tetapi tepat", dibangun secara berlawanan, meskipun konsep yang ditentang di dalamnya tidak dapat disebut bawahan secara logis, seperti, misalnya, "awal" dan " akhir", "terang dan gelap".

Namun dalam konteks ini, keduanya dianggap berlawanan karena kata "kecil" dan "jarang" diambil dengan spesifikasi makna dalam kaitannya dengan kata "mahal" dan "tepat" dibandingkan dengannya, diambil dalam arti langsung. Memasuki antitesis, kiasan dapat menyembunyikan lebih banyak lagi ketepatan dan kejelasan logisnya.

Antitesis verbal

Ada banyak contoh dari teknik ini yang digunakan. Antitesis verbal terjadi ketika frasa atau kata tertentu dengan warna atau makna emosional yang berlawanan digabungkan dalam satu kalimat atau dalam frasa puitis.

Ambil, misalnya, kutipan dari sebuah puisi oleh A.S. Pushkin:

"Kotanya luar biasa, kotanya miskin

Semangat perbudakan, penampilan ramping ... ".

Di baris pertama di sini, antitesis ("miskin" - "luar biasa") dari julukan yang cocok dengan kata "kota" mengungkapkan gagasan Alexander Sergeevich tentang Petersburg, yang dikonkretkan di baris kedua dengan antitesis dari julukan yang sesuai . Di sini, penampilan luar kota (dalam teks - "penampilan ramping") dan isi spiritual dari kehidupannya ("semangat perbudakan") dikontraskan. Dalam puisi lain oleh penulis yang sama, antitesis verbal digunakan untuk menekankan inkonsistensi dengan semangat "ksatria malang" dari penampilannya. Dikatakan tentang pahlawan ini bahwa dia "pucat" dan "senja" dalam penampilan, tetapi "lurus" dan "berani" dalam semangat. Oposisi semacam itu adalah antitesis verbal. Contohnya dalam literatur cukup umum.

Sebuah antitesis yang mengekspresikan keadaan emosional yang kompleks

Antitesis berfungsi untuk mengekspresikan tidak hanya sisi fenomena dan objek, serta sikap yang diwarnai secara emosional oleh penulis terhadapnya, tetapi juga berbagai keadaan emosional yang kompleks. Sebuah contoh dapat ditemukan di A.A. Blok dalam puisi "Di restoran". Pahlawan liris karya itu bertemu kekasihnya di restoran "kurang ajar" dan "malu", membungkuk dengan "tampilan angkuh".

Seringkali, berbagai antitesis verbal adalah oxymoron. Dengan kata lain, itu adalah kombinasi kata-kata yang berlawanan dalam arti.

antitesis figuratif

Sebuah antitesis kiasan adalah kontras yang ada antara dua gambar yang berbeda. Bisa jadi tokoh-tokoh dalam cerita. Contoh antitesis dari fiksi sangat banyak: ini adalah Lensky dan Onegin, Molchalin dan Chatsky, Stepan Kalashnikov dan Kiribeevich, Pavel Petrovich dan Bazarov, Napoleon dan Kutuzov, dan lain-lain. "Desa" Pushkin, di samping ketidakharmonisan pahlawan jiwa dan harmoni universal (Lermontov, "Saya pergi sendirian di jalan"), citra alam bebas dan biara "penjara bawah tanah" (Lermontov, "Mtsyri"), dll. Antitesis figuratif , contoh yang baru saja kami berikan, adalah teknik favorit master gaya seperti Vladimir Vladimirovich Mayakovsky.

Antitesis komposisi

Ada juga variasi teknik ini sebagai antitesis komposisi. Inilah salah satu prinsip yang mendasari karya sastra dibangun. Antitesis komposisi adalah pertentangan dari berbagai episode dan alur cerita, adegan dalam dramaturgi dan epik, bait dan fragmen dalam puisi liris. Ambil contoh novel karya Alexander Sergeevich Pushkin "Eugene Onegin".

Di dalamnya, di bab ketiga dan keempat, hubungan yang gagal antara Onegin dan Tatiana dikontraskan dengan "cinta bahagia" Lensky dan Olga. Dalam novel Fathers and Sons karya Ivan Sergeevich Turgenev, antitesis dari dua konflik (cinta dan ideologis) memungkinkan kita untuk memahami arti sebenarnya dari pandangan dan kepercayaan nihilis Yevgeny Bazarov, serta alasan utama mengapa mereka runtuh. Contoh lain dapat disebutkan.

Antitesis dari sastra disajikan dalam puisi lirik

Teknik ini juga banyak digunakan dalam berbagai puisi liris. Bagi Alexander Sergeyevich Pushkin, ini adalah, misalnya, "Elegi", "Penyair dan Orang Banyak", "Penyair", "Desa" (contoh antitesis dalam puisi Alexander Sergeyevich adalah oposisi dari perbudakan rakyat dan lanskap damai ), "Ke Chaadaev". Mikhail Yuryevich Lermontov - "Penyair", "Berlayar", "Mimpi", "Perselisihan", "Syukur", "Mengapa", "1 Januari", "Daun", "Ke potret". Nikolai Alekseevich Nekrasov - "Refleksi di pintu depan", "Kereta Api" dan lainnya.

Antitesis (antitesis Yunani - oposisi) - perbandingan objek yang berlawanan, konsep, fenomena, serta komponen komposisi (karakter, gambar, lanskap, detail artistik, dll.).

Dalam karya mereka, untuk meningkatkan citra dan ekspresi bicara, penulis menggunakan cara khusus yang disebut figur gaya. Angka adalah konstruksi yang tidak biasa dari sebuah kalimat atau pergantian ucapan, desain sintaksis khusus dari sebuah frase. Salah satu alat bicara kiasan dan ekspresif adalah antitesis.

Mengacu pada angka amplifikasi sintaksis. Contoh antitesis: "Aku bersumpah pada hari pertama penciptaan, aku bersumpah pada hari terakhirnya"(M.Yu. Lermontov); "Mereka datang bersama: gelombang dan batu, Puisi dan prosa, es dan api Tidak jauh berbeda satu sama lain"(AS Pushkin).

Seluruh karya dapat dibangun di atas penggunaan antitesis. N. Zabolotsky memiliki puisi filosofis "Angsa di Kebun Binatang", di mana penyair kontras oasis kecil kebun binatang, di mana angsa putih yang indah hidup, dan kota metropolis yang bising dengan derit trem, derit ban mobil dan gemuruh jembatan.

Semacam antitesis adalah oxymoron (oxymoron Yunani - kebodohan akut) - kombinasi yang disengaja dari kata-kata yang berlawanan dalam arti untuk memperkenalkan konsep baru ("jiwa mati" - N.V. Gogol, "kegembiraan yang menyedihkan" - S.A. Yesenin, "kemewahan yang buruk " - N.A. Nekrasov).

Contoh antitesis dalam fiksi

Biarkan bulan bersinar - malamnya gelap.
Semoga hidup membawa kebahagiaan bagi orang-orang -
Musim semi di jiwa cintaku
Tidak akan mengubah cuaca buruk yang penuh badai.
(A.Blok)

Mereka datang bersama: ombak dan batu,
Puisi dan prosa, es dan api
Tidak jauh berbeda satu sama lain.
(AS Pushkin)

Anda adalah seorang penulis prosa - saya seorang penyair,
Kamu kaya, aku sangat miskin
Anda memerah seperti warna poppy,
Aku seperti kematian, kurus dan pucat.
(AS Pushkin)

Kekuatan kita adalah kebenaran
milikmu - laurel berdering.
Anda adalah asap pedupaan,
Kami adalah asap pabrik.
Kekuatanmu adalah kepingan emas,
Kami adalah spanduk merah,
Kami akan mengambil,
ayo pinjam
dan kita akan menang.
(V. Mayakovsky)

Semua ini akan lucu
Kapan tidak akan begitu sedih.
(M.Lermontov)

Antitesis

Berdasarkan materi yang dipelajari, kami menemukan bahwa untuk meramaikan pidato, memberikannya emosionalitas, ekspresif, kiasan, mereka menggunakan teknik sintaksis stilistika, yang disebut figur: antitesis, inversi, pengulangan, dll.

Objek studi dari karya ini adalah antitesis, dan "habitat" karakteristiknya - kata-kata mutiara dan ekspresi bersayap.

Seringkali konsep yang bertentangan dengan tajam dibandingkan dalam pidato: kehormatan adalah kesombongan, pekerjaan adalah istirahat, dll. Ini memiliki efek khusus pada imajinasi pendengar, membangkitkan ide-ide yang jelas tentang objek dan peristiwa yang disebutkan. Untuk mengkarakterisasi suatu objek atau fenomena dengan cara khusus, seseorang tidak hanya dapat menemukan persamaan dan asosiasi dengan objek atau fenomena lain, tetapi juga fitur kontras yang tajam, perbedaan untuk menentang satu sama lain. Teknik seperti itu, berdasarkan perbandingan karakter, keadaan, gambar, elemen komposisi, konsep, fenomena, dan tanda yang berlawanan atau sangat kontras, yang menciptakan efek kontras yang tajam, disebut antitesis. Antitesis mampu tidak hanya untuk menentang konsep, tetapi juga untuk menekankan sifat paradoks perbandingan (seperti dalam sebuah oxymoron), kebesaran objek, universalitas ketika sifat kontras dikaitkan dengan objek. Dengan demikian, antitesis dapat menimbang makna, meningkatkan kesan.

Tokoh gaya ini, dalam arti tertentu, menentang sebagian besar tokoh lain justru karena ia secara ketat mengamati semua aturan akal, konstruksi pasangan oposisi yang harmonis tanpa melanggar norma-norma logika dasar. Antitesis dilakukan untuk menempatkan konsep-konsep dalam suatu hubungan yang kontras, dan tidak hanya konsep-konsep yang pada prinsipnya bertentangan (antonim), tetapi juga konsep-konsep yang biasanya tidak dihubungkan oleh hubungan apapun, tetapi menjadi bertentangan ketika ditempatkan secara berdampingan. samping.

Dalam antitesis, perbandingan dua fenomena terjadi, yang antonimnya paling sering digunakan - kata-kata dengan makna yang berlawanan: Setiap rasa manis memiliki kepahitannya sendiri, setiap kejahatan memiliki kebaikannya sendiri (Ralph Waldo Emerson). Penggunaan antitesis, perbandingan konsep yang berlawanan memungkinkan Anda untuk mengekspresikan ide utama dengan lebih jelas dan emosional, lebih akurat mengekspresikan sikap Anda terhadap fenomena yang dijelaskan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal menjadi lebih jelas hanya ketika bertentangan satu sama lain: setelah mengetahui kesedihan, orang lebih menghargai saat-saat kegembiraan. Tidak heran mereka mengatakan "Semuanya diketahui dalam perbandingan."

Antitesis, sebagai figur stilistika, memberikan kontras paling tajam terhadap hal-hal yang berlawanan, sehingga menimbulkan gambaran yang jelas dalam pikiran. Oposisi mempertajam pemikiran, membantu mengatur teks atau bagiannya, karena itu digunakan figur-figur paralel, terutama antitesis, sebagai sarana pembentuk teks. Tujuan penggunaan antitesis hampir selalu tercapai dalam pidato, berbicara di depan umum, dan dalam karya seni. Tetapi efek mendalam yang tak tertandingi dari penggunaan antitesis diperoleh dalam pernyataan singkat dan luas, misalnya, teka-teki, pepatah, peribahasa, kronik di surat kabar, karena kata kunci dalam definisi itu tajam. Ketajaman dan kontrasnya tentu patut diperhatikan, kami melihat adanya ketidaksesuaian. Hasilnya: warna emosional yang cerah, ekspresif dan, seringkali, humor. Ketika orang bodoh berpura-pura pintar, dan kebodohan merayap keluar dari dirinya. Ketika si jahat berpura-pura baik, dan kita melihat bahwa ini adalah serigala berbulu domba.

“Antitesis (antitesis Yunani - oposisi). Sosok gaya yang berfungsi untuk meningkatkan ekspresi bicara dengan konsep, pemikiran, gambar yang sangat kontras. Di mana meja adalah makanan, ada peti mati (Derzhavin). Antitesis sering dibangun di atas antonim: Orang kaya berpesta bahkan pada hari kerja, dan orang miskin berduka bahkan pada hari libur (pepatah).

“Antitesis, kiasan semantik, yang terdiri dari perbandingan konsep atau gambar yang berlawanan secara logis, tunduk pada satu ide atau satu sudut pandang. * Gulungan kecil, tapi mahal (pepatah). "Penipuan dan cinta" (F. Schiller).

Mereka setuju. Gelombang dan batu

Puisi dan prosa, es dan api

Tidak jauh berbeda satu sama lain.

(A.Pushkin)"

Sebelumnya dalam karya itu sudah ditunjukkan bahwa dasar antitesis yang paling umum adalah antonim, misalnya: baik - jahat, cukup makan - lapar. Juga, berbagai fakta dan fenomena dapat dikontraskan menurut semua tanda, baik yang utama maupun yang sekunder. Jadi dua kata dunia dan rantai, di atas A.I. Contoh Galperin, bukan antonim. Mereka terlibat dalam antitesis kaum proletar tidak akan rugi apa-apa selain rantai mereka. Mereka memiliki dunia untuk dimenangkan. Sepasang antonim di sini adalah kata kerja untuk kalah dan menang, tetapi kata dunia dan rantai juga berlawanan, atau lebih tepatnya tanda-tandanya: dunia - semua, segalanya dan rantai - perbudakan.

“Figur utama kontras adalah antitesis. Antitesis adalah pernyataan yang mengandung oposisi eksplisit. Paling sering, oposisi ini diekspresikan dalam penggunaan antonim, mis. kata dengan makna yang berlawanan.

Sebagai aturan, untuk membuat antitesis, konsep yang berlawanan pada prinsipnya harus sebanding, jika kita menganggap korelasi sebagai operasi di mana persamaan dan perbedaan dapat diungkapkan. Namun, antitesis, sebagai perangkat gaya, terungkap tidak hanya dalam oposisi, tetapi juga dalam penambahan nuansa makna tambahan pada kata-kata yang tidak mengungkapkan konsep yang berlawanan. Kapal asing tergantung di langit seperti batu bata yang tidak menggantung di langit (D. Adams. Hitchhiker's Guide to Galaxy-1). Antitesis dicirikan oleh perbandingan tak terduga dari objek yang jauh, permainan dengan makna langsung dan kiasan kata-kata, pernyataan paradoks. Dalam hal ini, antitesis mengambil fitur oxymoron “Oxymoron, s. Dalam gaya leksikal: kiasan semantik, kombinasi kata-kata yang bertentangan satu sama lain dalam arti, sebagai akibatnya sebuah konsep baru lahir. * Kalor bilangan dingin (A. Blok). Negeri asing, tanah airku! (M. Tsvetaeva) Antusiasme penonton yang tunduk (P. Chaadaev). Cakrawala vertikal (V. Solovyov)” [Laguta 1999: 35]. Oxymoron, pada gilirannya, dianggap oleh banyak orang sebagai semacam antitesis, di mana penekanannya adalah pada kelucuan pernyataan itu.

Keuntungan dari antitesis, sebagai gambar, adalah bahwa kedua bagian saling menerangi satu sama lain. Ada beberapa opsi umum untuk menggunakan antitesis: ketika membandingkan gambar atau konsep yang kontras satu sama lain, ketika mengekspresikan esensi kontras dari satu kesatuan, ketika bayangan gambar diperlukan, dan juga ketika mengekspresikan alternatif.

Oposisi konsep dan fenomena juga dapat muncul di sebagian besar teks, tetapi itu akan lebih merupakan oposisi yang kontras daripada perangkat gaya antitesis, seperti halnya unit fraseologis, yang pembentukannya didasarkan pada antonim, tidak akan menjadi antitesis. Misalnya: atas dan bawah, atas dan bawah, dalam dan luar. Tanda antitesis yang diperlukan, yang membedakannya dari oposisi logis apa pun, adalah pewarnaan emosional, keinginan untuk keunikan oposisi. Tetapi ini hanya mungkin dalam satu kasus - dalam kasus pelanggaran aturan analogi. Tanda yang dengannya kita menghubungkan objek seharusnya tidak terlalu jelas. Pembaca atau pendengar diundang, sampai batas tertentu, untuk memikirkan maknanya sendiri (panas, tetapi tidak pedas; Cina, tetapi berkualitas tinggi). Oleh karena itu, ketika mengandalkan efek semantik "tajam", tetap tidak disarankan untuk mengambil konsep yang berlawanan (misalnya, antonim). Ini tidak berarti bahwa antitesis berdasarkan antonim akan menjadi salah, tetapi pewarnaan emosional hampir tidak terlihat.

Hubungan antara kata-kata yang berlawanan secara antitesis dalam peribahasa lebih kompleks, dan hubungan semantiknya tidak dapat diringkas di bawah konsep antonim leksikal yang ketat (lih. ibu-ibu tiri, saudara serigala, air susu, air-api, air-anggur , malam-siang, Tuhan-neraka, dll).

Antitesis banyak digunakan dalam prosa dan drama. Dia secara aktif berpartisipasi dalam penciptaan arsitektonik dari pekerjaan apa pun. Judul tidak lengkap tanpa antitesis ("Pengkhianatan dan Cinta" oleh Schiller, "Fathers and Sons" oleh Turgenev, "War and Peace" oleh Tolstoy, "Wolves and Sheep" oleh Ostrovsky, "The Prince and the Pauper" oleh Twain, " Tebal dan Tipis" oleh Chekhov ...) Artikulasi antitetis digunakan dalam pidato untuk menggabungkan yang berlawanan, untuk menekankan beberapa kualitas dalam karakterisasi: "Kami sangat acuh tak acuh terhadap kebaikan dan kejahatan" (M. Lermontov).

Perbandingan antonim dalam pernyataan dan kata-kata mutiara memberikan makna khusus untuk masing-masing objek yang dinamai olehnya, yang meningkatkan ekspresifitas ucapan. Antonim dalam kasus seperti itu mengambil tekanan logis, menyoroti pusat semantik frasa. Ketajaman dan aforisme diberikan oleh antonim untuk ungkapan populer: “Begitu sedikit jalan yang telah dilalui, begitu banyak kesalahan yang telah dibuat. (Yesenin)". Banyak kata mutiara dibangun dengan antitesis: “Tidak ada yang lebih bodoh dari keinginan untuk selalu lebih pintar dari orang lain” (La Rochefoucauld). Sebuah frase yang dibangun di atas antitesis terdengar cukup kuat, mudah diingat, membuat Anda berpikir.

Klasifikasi antitesis

Seringkali antitesis ditekankan oleh fakta bahwa sifat lokasinya di bagian kalimat yang sesuai adalah sama (paralelisme).

Menurut strukturnya, antitesis bisa sederhana (suku tunggal) dan kompleks (polinomial). Antitesis kompleks melibatkan beberapa pasangan antonim atau tiga atau lebih konsep yang berlawanan. “Antitesis dari berbagai jenis. Terkadang kutub mereka saling bertentangan, menurut skema "bukan A, tetapi B", kadang-kadang, sebaliknya, mereka dibandingkan sesuai dengan skema "A dan B" [Khazagerov http].

Ada juga antitesis yang kompleks atau diperpanjang. Sebuah pernyataan rinci dibuat dengan memasukkan rantai definisi. Penggunaan antitesis yang terperinci memungkinkan Anda untuk lebih mengaktualisasikan hal yang tidak terduga dalam fenomena yang sudah dikenal dengan lebih jelas.

Perlu juga dicatat jenis antitesis khusus - di dalam pasangan sinonim: tenang, tetapi tidak diam, dll. Angka-angka seperti itu membuat kesan yang kuat dan memprovokasi perkembangan figuratif plot. Antitesis bahkan dapat terdiri dari kata-kata yang sama, yaitu. berada dalam token yang sama. Dengan demikian, satu tindakan dapat dikontraskan dengan tindakan lain, perasaan seseorang terhadap perasaan orang lain, dan seterusnya. Rahasia mengelola adalah menjauhkan orang-orang yang membenci Anda dari orang-orang yang bimbang (Charles Dillon "Casey" Stengel). - Dasar menjadi manajer yang baik adalah menjauhkan orang-orang yang membenci saya dari orang-orang yang belum memutuskan.

Ada juga oposisi dari dua gramatikal, suara atau bentuk kasus dari satu kata. Paling sering, bentuk kasus dari kata tersebut ditentang. Antitesis semacam itu khas untuk bentuk kefasihan pendek yang bersifat aforistik: "Manusia adalah saudara laki-laki", "Manusia adalah serigala bagi manusia", "Perang adalah perang". Dengan analogi, motto "Damai bagi dunia" dibangun; di mana kata "dunia" digunakan dalam arti yang berbeda.

Karena paralelisme konstruksi antitesis, kita dapat memilih fungsi pembentuk ritme dari antitesis, serta fungsi komparatif, perkalian, dan pemersatu. Fungsi-fungsi ini sering diimplementasikan bersama-sama, tetapi, sebagai aturan, antitesis memilih satu fungsi di atas yang lain.

Antitesis artinya- berlawanan. Gaya, atau antitesis verbal - pementasan sejumlah kata yang berlawanan dalam arti, antonim.

Contoh antitesis

"Saya membusuk dalam debu dengan tubuh saya, saya memerintahkan guntur dengan pikiran saya, saya seorang raja - saya seorang budak - saya cacing - saya dewa!" (G.R. Derzhavin. Tuhan, 1784).

Antitesis verbal sering menjadi judul sebuah karya sastra., menjadi sebuah oxymoron: "Bersinar dan kemiskinan pelacur" (1838-47) O. Balzac. antitesis kiasan adalah oposisi elemen dunia seni karya, terutama karakter. Dalam banyak mitos, segala sesuatu yang cerah, baik, berguna di dunia dan segala sesuatu yang gelap, jahat, bermusuhan dengan makhluk hidup dipersonifikasikan dalam gambar pencipta pertama Semesta, saudara kembar. Begitulah "Avesta" Ahuramazda Iran kuno (harfiah "Tuhan yang bijaksana") dan roh jahat Ahriman. Antipoda mutlak muncul di Shakespeare's Hamlet (1601) sebagai ayah Hamlet dan saudaranya serta pembunuh Claudius. Komposisi, antitesis yang bermakna secara faktual: oposisi dari bagian-bagian yang indah dan sosio-kritis di Pushkin's "The Village" (1819), pengantar yang menyedihkan dan kisah tentang nasib pejabat kecil yang malang dalam "The Bronze Horseman"-nya (1833) .

Kontras, figur gaya kontras dalam pidato artistik atau pidato, yang terdiri dari oposisi yang tajam dari konsep, posisi, gambar, keadaan, yang saling berhubungan oleh struktur umum atau makna internal.

YouTube ensiklopedis

1 / 3

Kemartiran Kristen sebagai antitesis dari kepahlawanan kuno

Tugas nomor 6 ujian sastra. Sarana artistik dan visual, kiasan

Tiga instalasi utama di dunia Heydar Jemal

Subtitle

Antitesis dalam sastra

Sosok antitesis dapat berfungsi sebagai prinsip konstruksi untuk keseluruhan drama puitis atau bagian terpisah dari karya seni dalam syair dan prosa. Misalnya, Petrarch F. memiliki soneta (diterjemahkan oleh Verkhovsky Yu. N.), seluruhnya dibangun di atas antitesis:

Dan tidak ada kedamaian - dan tidak ada musuh di mana pun;
Saya takut - saya harap, saya membeku dan terbakar;
Saya menyeret diri saya ke dalam debu - dan melayang di langit;
Asing bagi semua orang di dunia - dan dunia siap merangkul.

Dia berada di penangkaran, saya tidak tahu;
Mereka tidak ingin memiliki saya, tetapi penindasannya parah;
Cupid tidak menghancurkan dan tidak mematahkan belenggu;
Dan tidak ada akhir untuk hidup dan siksaan - ujungnya.

Saya terlihat - tanpa mata; nem - saya mengeluarkan tangisan;
Dan haus akan kematian - saya berdoa untuk menyelamatkan;
Saya membenci diri saya sendiri - dan saya mencintai orang lain;
Penderitaan - hidup; dengan tawa aku terisak;

Baik kematian dan kehidupan dikutuk dengan sedih;
Dan ini salahnya, oh donna, - kamu!

Deskripsi, karakteristik, terutama yang disebut komparatif, sering dibangun secara antitesis.

Misalnya, penokohan Peter the Great dalam Stanzas A. S. Pushkin:

Sekarang seorang akademisi, lalu seorang pahlawan,
Entah seorang navigator, atau seorang tukang kayu ...

Dengan tajam menaungi fitur-fitur kontras dari anggota yang dibandingkan, antitesis, justru karena ketajamannya, dibedakan oleh persuasif dan kecerahan yang terlalu gigih (yang sangat disukai oleh kaum romantisme sosok ini). Oleh karena itu, banyak penata gaya memperlakukan antitesis secara negatif, dan di sisi lain, penyair dengan kesedihan retoris, seperti Hugo atau Mayakovsky, sangat menyukainya:

Kekuatan kita adalah kebenaran
milikmu - laurel berdering.
Anda adalah asap pedupaan,
kita adalah asap pabrik.
Kekuatanmu adalah kepingan emas,
kami adalah spanduk merah.
Kami akan mengambil,
ayo pinjam
dan kita akan menang.

Sifat simetri dan analitis dari antitesis membuatnya sangat sesuai dalam beberapa bentuk yang ketat, seperti, misalnya, dalam ayat Aleksandria, dengan pembagian yang jelas menjadi dua bagian.

Kejernihan antitesis yang tajam juga membuatnya sangat cocok untuk gaya karya-karya yang berusaha untuk persuasif segera, seperti misalnya dalam karya-karya politik deklaratif, dengan kecenderungan sosial, agitasi atau moralistik, dll. Contoh dapat disajikan.